Kamis, 06 Desember 2012

Animo Pariwisata Indonesia. Sudahkah Mapan?


Beberapa bulan ini, saya sering mendapat informasi baik dari laman, media cetak, maupun televisi tentang promosi pariwisata Indonesia yang mengusung jargon 'Wonderful Indonesia' yang merupakan program dari Visit Indonesia. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pun melakukan "ekspansi"-nya di dunia maya. Tampaknya, dunia pariwisata Indonesia sudah bangun dari tidurnya. Industri pariwisata kembali bergairah. Tempat-tempat yang asing didengar kini mencuat dan menjadi primadona bagi para pelancong dari dalam maupun luar negeri. Objek wisata semisal Raja Ampat, Pulau Komodo, Labuan Bajo, Morotai, dan masih banyak lagi objek wisata lainnya pun kini tersohor di telinga para pecinta jalan-jalan. Ini tentu menjadi sebuah keuntungan bagi daerah yang wilayahnya menjadi spot promosi pariwisata di Indonesia. Melihat peluang menggiurkan, kini, setiap daerah pun membuat program pariwisata di daerahnya masing-masing. Sebut saja Provinsi Aceh yang mengusung ‘Visit Aceh 2013’ sebagai promosi pariwisatanya, Jawa Barat dengan ‘Visit Jawa Barat 2013’, Morotai dengan ‘Sail Morotai’ dan masih banyak lagi program pemerintah daerah lainnya sebagai cara menaikkan popularitas potensi pariwisatanya.

Tentu ini sebuah kabar yang menggembirakan bagi pelancong karena pilihan untuk berlibur semakin beragam. Kalo dulu yang diingat hanyalah Bali saja sebagai tempat pariwisata, kini tentu kita sadar bahwa Indonesia bukan hanya Bali, melainkan Sabang-Merauke, Miangas-Pulau Rote. Semangat mengenalkan sadar pariwisata Indonesia pun mulai mewabah di kalangan pencinta jalan-jalan. Mulai dari milis-milis dan media sosial, objek wisata Indonesia mulai digandrungi. Melihat animo yang begitu tinggi tentu ini menjadi angin segar untuk perkembangan pariwisata Indonesia. Tapi, apakah animo seperti ini diimbangi dengan kemapanan pariwisata itu sendiri? Pemerintah tentunya sadar bahwa promosi wisata tidak hanya sekadar menampilkan gambar pemandangan yang indah dan menyebarluaskannya begitu saja. Tapi, ada tindak lanjut sebelum dan sesudah promosi itu bergulir. Mulai dari pengembangan dan perawatan infrastruktur pariwisata, peningkatan aspek keamanan, kemudahan akses transportasi serta kemudahan dan kenyamanan lainnya yang didambakan pengunjung. 

Yang diperlukan untuk meningkatkan pariwisata di Indonesia rasanya tidak hanya sekadar promosi, tapi perhatian pemerintah untuk lebih serius mengelolanya. Apabila dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara lainnya tentu Indonesia masih terbilang cukup rendah dalam menarik pengunjung wisatawan. Berdasarkan World Economic Forum ‘The ASEAN Travel & Tourism Competitiveness Report 2012’, Indonesia menempati posisi kelima di Asia Tenggara di bawah Malaysia, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalam dilihat dari berbagai aspek keunggulan pariwisatanya. Dibandingkan keempat negara kecil tersebut, mestinya Indonesia bisa lebih unggul karena objek wisata yang lebih beragam. Namun, kenapa posisi Indonesia berada di bawah negara-negara tersebut? Mungkin Anda mempunyai jawaban sendiri untuk pertanyaan tersebut.

Yang pasti Indonesia mesti berbenah dari segi kekurangannya sehingga animo pariwisata Indonesia tidak hanya gencar dalam promosinya, tapi juga gencar akan kemapanan. Tidak mustahil nantinya Indonesia akan menggantikan posisi peringkat pertama se-Asia Tenggara. Kita tunggu saja, kapan pariwisata Indonesia menjadi lebih mapan.